Kamis, 14 Januari 2010






BAB V
JAMUR



“Jamur” termasuk organisme eukariotik karena sel penyusunnya telah memiliki membran inti. Sel jamur juga memiliki dinding sel dari bahan kitin (chitine) yang merupakan polimer karbohidrat mengandung nitrogen. Zat ini juga terdapat pada eksoskeleton hewan arthropoda, seperti laba-laba dan serangga. Senyawa kitin bersifat kuat, tetapi fleksibel. Ini berbeda dengan tumbuhan umum yang dinding selnya tersusun dari selulosa dan bersifat kaku.
Umumnya jamur merupakan organisme bersel banyak (multiseluler), tetapi ada juga yang bersel tunggal (uniseluler), contohnya jamur ragi tape (Saccharomyces sp).
Tubuh jamur bersel banyak terdiri atas benangbenang halus yang disebut hifa. Kumpulan hifa jamur membentuk anyaman yang disebut miselium. Pada jamur multiseluler yang hifanya tidak bersekat (asepta), inti selnya tersebar di dalam sitoplasma dan berinti banyak. Jamur jenis ini disebut jamur senositik (coenocytic). Sedang yang bersekat umumnya berinti satu dan disebut sebagai jamur monositik (monocytic). Bentuk jamur mirip dengan tumbuhan, tetapi jamur tidak memiliki daun dan akar sejati.
Beberapa ahli mikologi membagi jamur menjadi dua kelompok berdasarkan bentuk tubuhnya, yaitu kapang ( mold ) dan khamir ( yeast ).
Kebanyakan jamur termasuk dalam kelompok kapang. Tubuh vegetatif kapang berbentuk filamen panjang bercabang yang seperti benang, di sebut hifa. Hifa akan memanjang dan menyerap makanan dari permukaan subtrat ( tempat hidup jamur ). Hifa – hifa membentuk jaring – jaring benang kusut, di sebut miselium. Beberapa hifa bersifat senositik, artinya hifa – hifa tidak terpisah dalam ruang – ruang atau sel – sel melainkan membentuk sel raksasa berinti banyak.
Jamur dalam kelompok khamir bersifat uniseluler ( berinti satu ) bentuknya bulat atau oval. Khamir di temukan hampir di semua tempat, seperti tanah, daun, buah, serta pada tubuh manusia. Khamir juga penting dalam pembuatan roti dan makanan fermentasi.
A. Jamur memiliki ciri-ciri, antara lain:
1. Tubuh bersel satu atau banyak.
2. Tidak berklorofil, bersifat parasit atau saprofit.
3. Dinding sel dari zat kitin.
4. Tubuh terdiri dari benang-benang halus yang disebut hifa.
5. Hifa bercabang-cabang membentuk anyaman yang disebut miselium.
6. Keturunan diploid singkat.
7. Reproduksi secara aseksual dengan pembentukan spora-spora. Jamur yang hidup di air pada umumnya dengan spora-spora yang berbulu cambuk, jamur yang hidup di daratan spora-spora ada yang dibentuk di dalam sel-sel khusus (misalnya pada asci) berupa endospora atau ada yang di luar, yaitu pada basidium sehingga disebut eksospora.
(Marsusi, 2000:54)
8. Tumbuhan jamur merupakan generasi haploid (n).
B. Reproduksi jamur
Sebagian besar jamur bereproduksi dengan spora mikroskopis, yaitu spora reproduktif, yaitu sel reproduksi yang tidak motil. Spora biasanya di hasilkan oleh hifa aerial yang terspesialisasi. Hifa areal pada beberapa jamur membentuk struktur komplek yang di sebut badan buah. Spora di hasilkan dalam badan buah. Ada tiga bentuk struktur reproduksi pada jamur yaitu gametogonium, sporangium, dan konidiofor. Gametogonium adalah struktur tempat pembentukan gamet. Sporangium adalah struktur tempat di bentuknya spora, kondiofor adalah hifa terspesialisasi yang menghasilakn spora aseksual yang di sebut konidia.
C. Klasifikasi jamur
Jamur di klasifikasifikasikan berdasarkan struktur tubuh dan cara reproduksinya menjadi empat divisi, yaitu zygomycota, ascomycota, basidiomycota, dan deuteuromycota.
1. Divisi Zygomycota
Sekitar 600 spesies jamur telah diidentifikasi masuk ke dalam divisio Zygomycota. Sebagian besar mereka merupakan organisme darat yang hidup di tanah atau pada tumbuhan dan hewan yang membusuk. Ada di antaranya yang membentuk mikorhiza, yaitu asosiasi saling menguntungkan antara jamur-jamur dari divisio ini dengan tumbuhan tinggi.
Tubuh Zygomycota tersusun atas hifa senositik. Septa hanya ditemukan pada hifa bagian tubuh yang membentuk alat reproduksi saja. Reproduksi seksualnya melalui peleburan gamet yang membentuk zigospora. Berikut ini penjelasan lengkapnya:
Zigomycotina memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
a. Hifa tidak bersekat dan bersifat koenositik (mempunyai beberapa inti).
b. Dinding sel tersusun dari kitin.
c. Reproduksi aseksual dan seksual.
d. Hifa berfungsi untuk menyerap makanan, yang disebut rhizoid.
Contoh: Rhizopus stoloniferus


Reproduksi Zygomycotina

a. Aseksual
1) Ujung hifa membentuk gelembung sporangium yang menghasilkan spora.
2) Bila spora jatuh di tempat yang cocok akan tumbuh menjadi hifa baru.
3) Hifa bercabang-cabang membentuk miselium.
4) Tubuh jamur terdiri dari rhizoid, sporangiofor dengan sporangiumnya, dan stolon.
5) Sporangium menghasilkan spora baru.

b. Seksual
1) Dua ujung hifa berbeda, yaitu hifa– dan hifa+ bersentuhan.
2) Kedua ujung hifa menggelembung membentuk gametangium yang terdapat banyak inti haploid.
3) Inti haploid gametangium melebur membentuk zigospora diploid.
4) Zigospora berkecambah tumbuh menjadi sporangium.
5) Di dalam sporangium terjadi meiosis dan menghasilkan spora haploid. Spora haploid keluar, jika jatuh di tempat cocok akan tumbuh menjadi hifa.
Peranan
Beberapa spesies zygomycota bermanfaat dalam pembuatan makanan mislnya rhizopus oryzae untuk membuat tempe.

2. Divisi Ascomycota

Lebih dari 600.000 spesies Ascomycota telah dideskripsikan. Tubuh jamur ini tersusun atas miselium dengan hifa bersepta. Pada umumnya jamur dari divisio ini hidup pada habitat air bersifat sebagai saproba atau patogen pada tumbuhan. Akan tetapi, tidak sedikit pula yang hidup bersimbiosis dengan ganggang membentuk Lichenes (lumut kerak). Strukturnya adalah sebagai berikut:
1. Ciri-ciri Ascomycota
Ascomycota memiliki ciri-ciri, antara lain:
a. Hifa bersekat-sekat dan di tiap sel biasanya berinti satu.
b. Bersel satu atau bersel banyak.
c. Beberapa jenis Ascomycotina dapat bersimbiosis dengan ganggang hijau dan ganggang biru membentuk lumut kerak.
d. Mempunyai alat pembentuk spora yang disebut askus, yaitu suatu sel yang berupa gelembung atau tabung tempat terbentuknya askospora. Askospora merupakan hasil dari reproduksi generatif.
e. Dinding sel dari zat kitin.
f. Reproduksi seksual dan aseksual.
Contoh :
a. Sacharomyces cereviceae, untuk pembuatan roti.
b. Penicillium chrysogenum, untuk pembuatan antibiotik penisilin.
c. Penicillium notatum, untuk pembuatan antibiotik penisilin.
d. Neurospora sitophilla, untuk pembuatan oncom.
e. Neurospora crassa, untuk penelitian genetika, karena daur hidup seksualnya hanya sebentar.
2. Reproduksi Ascomycota
Reproduksi dapat dilakukan secara vegetatif (aseksual) dan generatif (seksual).
a. Aseksual
1) Bersel Satu (Uniselluler)
Dengan membentuk tunas, misalnya pada Sacharomyces cereviceae.
2) Bersel Banyak (Multiseluler)
Dengan konidia (konidiospora), misalnya pada Penicillium. Konidiospora, yaitu spora yang dihasilkan secara berantai berjumlah empat butir oleh ujung suatu hifa, hifa tersebut disebut konidiofor.
b. Seksual
1) Bersel satu
Konjugasi antara dua gametangia (misalnya dua sel Sacharomyces, berfungsi sebagai gametangia), menghasilkan zigot diploid (2n). Zigot membesar menjadi askus.
2) Bersel banyak
a) Hifa membentuk antheridium dan askogonium (oogonium).
b) Askogonium membentuk tonjolan yang disebut trikogen yang
menghubungkan antara askogonium dan antheridium.
c) Inti-inti askogonium berpasangan dan inti tersebut membelah membentuk hifa yang berisi satu pasang inti (hifa dikarion= hifa berinti dua).
d) Hifa dikarion kemudian memanjang dan membentuk miselium yang akan membentuk badan buah.
e) Selanjutnya ujung-ujung dikarion membentuk askus.
f) Dua inti sel bersatu, kemudian mengadakan pembelahan meiosis, sehingga terbentuk askospora yang haploid



3) Basidiomycota
Divisi Basidiomycotina adalah takson dengan Kingdom Fungi yang termasuk spesies yang memproduksi spora dalam bentuk kubus yang disebut basidium. Secara esensial grup Ascomycota, mempunya 22,300 spesies. Basidiomycotina dibagi menjadi Homobasidimycotina (jamur yang sebenarnya); dan Heterobasidiomycetes. Basidimycotina dapat dibagi lagi menjadi 3 kelas, Hymenomycotina (Hymenomycetes), Ustilaginomycotina (Ustilaginomycetes), dan Teliomycotina (Urediniomycetes).
Basidimycotina mempunyai bentuk uniseluler dan multiseluler dan dapat bereproduksi secara generatif dan vegetatif. Habitat mereka ada di terrestrial dan akuatik dan bisa dikarakteristikan dengan melihat basidia, mempunyai dikaryon.

Daur hidup
Basidiomycetes mempunyai sistem reproduksi yang aneh. Kebanyakan merupakan heterotolik, tapi dengan bipolar atau tetrapolar sistem kawin. Biasanya, somatogami (hyphogami) dilakukan.
Kebanyakan Basidiomycetes hidup sebagai dikariotik, miselium, dengan karyogami dan meiosis terjadi di basidium. Berikut contoh diploid daur hidup: genus Xerula kadang ditemukan memproduksi klon diploid sebagai spora, dan Armillaria, patogen hutan biasa, mempunyai miselium yang diploid, dimana karyogami mengikuti plasmogami. Spora vegetatif (konidia) juga ditemukan di basidiomycetes.
4 ) Deuteromycota
Deuteromycota atau Jamur tak sempurna adalah jamur yang belum di ketahui cara reproduksi seksulanya. Deuteromycota bereproduksi aseksual dengan spora vegetatif. Kelompok jamur ini tidak diketahui cara reproduksi generatifnya sehingga disebut juga jamur imperpekti. Hifa berukuran bersekat-sekat dan tubuhnya mikroskopis. Deuteromycota memiliki empat ordo:
Berikut anggota Deuteromycota:
1. Chladosporium
2. Curvularia
3. Trichophyton
4. Aspergillus oryzae
5. A. wentii
6. A. flavus
7. A. fumigatus
8. Fusarium

Siklus hidup
Reproduksi aseksual dengan menghasilkan konidia atau menghasilkan hifa khusus disebut konidiofor. Kemungkinan jamur ini merupakan suatu perkembangan jamur yang tergolong Ascomycocetes ke Basidiomicetes tetapi tidak diketahui hubungannya.
Cara hidup
Jamur ini bersifat saprofit dibanyak jenis materi organic, sebagai parasit pada tanaman tingkat tinggi , dan perusak tanaman budidaya dan tanaman hias. Jamur ini juga menyebabkan penyakit pada manusia , yaitu dermatokinosis (kurap dan panu) dan menimbulkan pelapukan pada kayu. Contoh klasik jamur ini adalah monilia sitophila , yaitu jamur oncom. Jamur ini umumnya digunakan untuk pembuatan oncom dari bungkil kacang. Monilia juga dapat tumbuh dari roti , sisa- sisa makanan, tongkol jagung , pada tonggak – tonggak atau rumput sisa terbakar, konodiumnya sangat banyak dan berwarna jingga.
Fase pembiakan secara vegetative pada monilia sp. Ditemukan oleh dodge (1927) dari amerika serikat, sedangakan fase generatifnya ditemukan oleh dwidjoseputro (1961), setelah diketahui fase generatifnya, kenudian jamur ini dimasukkan golongan ascomycocetes dan diganti namanya menjadi Neurospora sitophilla atau Neurospora crassa.
Reproduksi generative monilia sp dengan menghasilkan askospora. Askus – askus yang tumbuh pada tubuh buah dinamakan peritesium, tiap askus mengandung delapan spora.
Contoh lain jamur yang tidak diketahui alat reproduksi seksualnya antara lain : chalado sporium, curvularia, gleosporium, dan diploria. Untuk memberantas jamur ini digunakan fungisida , misalnya lokanol dithane M-45 dan copper Sandoz.
B. Mikoriza
Adalah struktur yang terbentuk karena adanya simbiosis jamur dan akar tumbuhan tinggi. Frank, ahli Botani berkebangsaan Jerman, merupakan orang yang pertama kali emnemukan hubungan simbiosis antara akar tumbuhan dan jamur yang dinamakan Mikoriza pad atahun 1885.
Tipe Mikoriza ditinjau dari struktur anatomi, adalah sebagai berikut:
a.Ektomikoriza
Jamur ini tubuh buahnya seperti payung, bola atau alat bulat, hifanya hanya menembus korteks. Jamur ini tidak dapat tumbuh dan bereproduksi tanpa bersimbiosis dengan akar tumbuhan inangnya. Dari tumbuhan inagnya jamur memperoleh bahan makanan seperti gula, vitamin, asam amino, dan makanan lainya, sedangkan tumbuhan inangnya mendapatkan air dan unsur – unsur dari tanah lebih banyak. Jamur ini bersimbiosis dengan tanaman pinus bentuknya seperti payung.
b.Endomikoriza
Jamur ini bersimbiosis pada akar yang hifanya menembus sampai pada sampai pada sel – sel korteks. Terdapat pada akar tanaman anggrek, kol, bit, dan berbagai pohon. Endomikoriza dapat hidup tanpa bersimbiosis dan terdapat pada berbagai jenis pohon, di tanah, dan tidak memiliki inang khusus. Pada tanaman polong – polongan, jamur ini dapat merangsang pertumbuhan bintil – bintil akar yang bersimbiosis dengan rhizobium.
Keuntungan tumbuhan dengan adanya Mikoriza adalah sebagai berikut:
1) Pertumbuhannya lebih cepat dan dapat meningkatkan penyerapan unsur harta (terutama fosfat)l – sel korteks.
2)Tumbuhan lebih tahan kekeringan karena Mikoriza dapat meningkatkan ketersediaan air
3)Mikoriza melindungi akar dari infeksi organisme yang patogen
4)Mikoriza dapat membentuk hormon auksin, sitokinin, dan giberelin yang berpengaruh dalam peningkatan pertumbuhan tumbuhan

2 komentar:

  1. bagaimana memproduksi neurospora cassa untuk tujuan fermenrasi pod kakao?

    BalasHapus
  2. penjelasan na krang lengkap tentang basidiomycota,

    aq msh bingung nie

    tolong bantuin cari bahan basidiomycota

    tu bahan na kmu dari wiki ya???

    BalasHapus